Liabilitas: Pengertian, Jenis, Karakteristik dan Contoh
Arsipbiru.com - Dalam dunia bisnis, umumnya memiliki korelasi antara satu dengan yang lainnya. Salah satunya yaitu aset dan liabilitas yang memiliki korelasi yang tinggi terhadap kelancaran proses perjalanan suatu bisnis. Guna melakukan aktivitas bisnis, suatu perusahaan pasti memerlukan aset.
Sedangkan liabilitas ialah sebuah risiko yang seharusnya diambil oleh pihak perusahaan guna mengembangkan bisnis yang sedang dijalankan. Walaupun begitu, liabilitas tidak hanya ada dalam bentuk utang atau pinjaman uang. Terdapat berbagai macam bentuk liabilitas yang perlu Anda ketahui. Sebelum masuk ke intinya, mari kita simak dahulu mengenai pengertian liabilitas berikut ini.
Pengertian Liabilitas
Liabilitas merupakan suatu kewajiban yang wajib dibayar oleh suatu perusahaan kepada pihak yang bersangkutan dengan cara mengeluarkan beberapa dana ataupun sumber daya ekonomi perusahaan tersebut. Umumnya, perusahaan hendak mengambil liabilitas guna menunjang seluruh aktivitas operasional yang terdapat di dalam bisnisnya.
Dengan begitu, ekspansi dan pertumbuhan suatu perusahaan dapat dilakukan dalam waktu yang relatif lebih cepat. Apabila perusahaan tidak mengambil risiko dengan cara berhutang, terlebih lagi untuk perusahaan yang tidak memiliki aset dalam jumlah banyak, maka perkembangan perusahaan tersebut berpotensi terhambat dan tidak optimal.
Ada pula pengertian lain dari liabilitas yang lebih simpel yakni suatu kewajiban yang dihitung sama dengan nilai uang dan wajib dibayar oleh perusahaan kepada pihak yang bersangkutan. Pihak yang dimaksud disini dapat berupa perusahaan, perorangan, koperasi, bank, dan lembaga keuangan lainnya. Intinya, bila menurut catatan akuntansi, liabilitas merupakan suatu hutang. Dimana dalam persamaan akuntansi, liabilitas diberi singkatan ALE oleh para akuntan.
Singkatan tersebut mempunyai kepanjangan, yaitu Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Ketiga perihal tersebut silih berkaitan satu sama lain. Dari perihal itu, timbul persamaan mengenai akuntansi yang menampilkan bahwa aset berasal dari penjumlahan liabilitas dan ekuitas. Kenapa suatu perusahaan sampai mempunyai liabilitas? Hal tersebut berhubungan dengan jumlah aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.
Apabila perusahaan memiliki aset yang tidak banyak, maka hendaknya disarankan untuk mengambil liabilitas. Tujuan dari hal tersebut sebagai upaya agar perusahaan dapat berkembang secara optimal. Sebab, jika bertahan dengan aset seadanya, maka secara otomatis perusahaan akan susah sekali untuk maju ataupun berkembang. Perlu anda ketahui bahwa liabilitas tidak melulu berupa uang. ada juga yang berupa jasa, benda, atau manfaat ekonomi dalam wujud lain. Tidak hanya itu, liabilitas juga bisa berasal dari bermacam tipe transaksi. Misalnya, dari pertukaran aset, hubungan bisnis, dan bermacam transaksi yang bisa memberikan manfaat untuk perekonomian perusahaan kedepannya.
Dalam ilmu akuntansi keuangan, liabilitas dianggap sebagai suatu kewajiban entitas yang timbul dari suatu transaksi ataupun peristiwa di masa lalu. Kewajiban yang dimaksud dipaparkan melalui beberapa karakteristik berikut ini.
- Kewajiban ialah seluruh tipe hutang ataupun pinjaman dari bank ataupun perorangan yang diperuntukan guna meningkatkan pemasukan perusahaan.
- Kewajiban ialah suatu tanggung jawab dari pihak lain yang memerlukan penyelesaian melalui pengiriman aset berupa penyediaan layanan ataupun transaksi lain di masa depan serta menciptakan suatu manfaat ekonomi.
- Kewajiban ialah suatu tugas dan tanggung jawab pada pihak terkait, baik meninggalkan sedikit atau bahkan tidak sama sekali suatu kebijakan guna menghindari penyelesaian.
- Kewajiban ialah suatu kejadian dan transaksi yang telah terjalin serta menimbulkan tanggung jawab suatu entitas.
Perbedaan Liabilitas dan Beban
Liabilitas dan beban seringkali dikategorikan sebagai suatu hal yang sama. Namun sebenarnya keduanya sangatlah berbeda. Liabilitas umumnya berbentuk hutang yang dipakai oleh perusahaan untuk mendapatkan aset demi kebutuhan operasional. Contohnya, apabila perusahaan membeli alat-alat untuk produksi yang digunakan dalam pembuatan produk. Kemudian pembayarannya dilakukan dengan menggunakan pinjaman, maka transaksi tersebut tergolong ke dalam liabilitas.
Sedangkan untuk beban, yaitu termasuk pembayaran yang sedang berjalan untuk sebuah hal yang tidak ada nilai nyatanya dan dipakai untuk mendapatkan profit atau income. Salah satu contohnya yang bisa dijadikan gambaran yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membayar iklan dengan tujuan menarik pelanggan. Selain itu, beban dan liabilitas umumnya tercantum pada tempat yang berbeda-beda di laporan keuangan. Dimana liabilitas umumnya ditulis di neraca keuangan, sementara beban ditulis di laporan laba dan rugi.
Jenis-Jenis Liabilitas
Secara umum, liabilitas akan muncul dan tercatat di neraca laporan keuangan yang ditulis di akhir periode. Tujuannya yaitu untuk mengidentifikasi kondisi keuangan sebuah perusahaan pada periode tersebut. Biasanya, letak liabilitas di laporan keuangan berada di kolom sebelah kanan bersama dengan catatan ekuitas. Dimana dalam pencatatannya, liabilitas berada di urutan yang sudah ditentukan. Berikut ini adalah 2 jenis liabilitas yang perlu Anda ketahui dalam laporan keuangan suatu perusahaan atau bisnis.
1. Long Term Liability
Jenis liabilitas yang pertama adalah liabilitas yang bersifat jangka panjang. Itu artinya, jangka waktu yang ditentukan untuk pembayaran kewajiban tersebut diperkirakan akan berlangsung sampai lebih dari satu tahun. Contoh dari liabilitas jangka panjang adalah utang yang berbentuk hipotik, hutang obligasi dan pinjaman dana tunai.
2. Short Term Liability
Jenis liabilitas yang kedua adalah liabilitas yang bersifat jangka pendek. Liabilitas jenis ini kerap kali disebut dengan istilah liabilitas lancar. Hal tersebut bisa diartikan sebagai suatu kewajiban yang diharapkan bisa diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek atau tidak lebih dari setahun. Berikut ini adalah beberapa contoh liabilitas jangka pendek:
a. Kewajiban Pajak Penjualan
Kewajiban pajak penjualan juga termasuk ke dalam utang atau liabilitas. Dimana hal tersebut adalah akumulasi dari pajak penjualan yang bisa diperoleh dari konsumen dan ditahan sampai ketika jatuh tempo sebelum dibayarkannya ke perpajakan.
b. Kewajiban Pajak Penghasilan
Tentu kita tahu bahwa ada beberapa perusahaan yang memotong gaji karyawannya untuk digunakan sebagai pajak penghasilan. Potongan tersebut biasanya akan dikumpulkan dan disimpan sampai waktunya disetorkan ke perpajakan negara.
c. Hutang Hipotek dan Pinjaman Dana
Apabila sebelumnya kedua hutang tersebut masuk ke dalam contoh liabilitas jangka panjang, maka sekarang sudah hadir sebagai contoh jenis liabilitas jangka pendek. Hal tersebut bisa terjadi apabila pembayaran dilakukan dengan cara dicicil per bulan. Dengan begitu, pembayaran di bawah 12 bulan akan dikategorikan sebagai liabilitas jangka pendek.
Selain dari 2 jenis liabilitas yang sudah disebutkan diatas, sebenarnya masih ada lagi jenis lainnya yaitu modal. Modal merupakan jenis liabilitas yang berasal dari selisih aset dan juga hutang yang dimiliki sebuah perusahaan. Modal juga termasuk ke dalam jenis liabilitas kontinjensi. Itu berarti, ada atau tidaknya kewajiban bergantung pada peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Oleh karena itu, jatuh tempo dari sebuah liabilitas jenis ini tidak akan pernah bisa diprediksikan. Maka tak heran jika tidak banyak pemilik perusahaan yang mengambil jenis liabilitas ini. Contohnya saja, jenis liabilitas tersebut antara lain, garansi untuk sebuah produk, gugatan melalui jalur hukum, dan lainnya.
Karakteristik Liabilitas
Bagi Anda yang sudah lama bergelut di bidang bisnis atau yang baru saja memulai bisnis tentu akan sangat familiar dengan istilah liabilitas. Hal tersebut karena karakteristik yang dimilikinya. Berikut adalah beberapa karakteristik dari liabilitas yang perlu dipahami:
- Semua pinjaman yang dipakai untuk meningkatkan pendapatan pribadi atau perusahaan, baik itu dari bank, perorangan, atau yang lainnya harus dibayar saat itu juga ketika sudah jatuh tempo.
- Segala macam bentuk kewajiban yang harus dibayarkan pada pihak lain, entah itu pertukaran aset, transfer uang tunai, pemberian layanan atau jasa, dan kegiatan lain yang memberikan manfaat ekonomi pada periode yang sudah ditentukan sesuai dengan kesepakatan atau waktu peristiwa bisnis tertentu.
- Kejadian bisnis atau transaksi yang sudah terlaksana serta mengharuskan entitas.
- Sebuah bentuk tanggung jawab entitas kepada pihak lain, baik itu yang meninggalkan suatu kebijakan atau yang tidak menghindari upaya penyelesaian.
Cara Menganalisa Liabilitas
Adanya laporan liabilitas pada sebuah perusahaan juga bisa digunakan sebagai salah satu indikator kesehatan finansial perusahaan tersebut. Oleh karena itu, penulisan dan pencatatan harus dilakukan secara detail dan rinci, rapi, serta terstruktur. Berikut ini adalah dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis liabilitas di suatu perusahaan:
1. Dengan Melalui Rasio Hutang Terhadap Aset yang Dimiliki Suatu Perusahaan
Saat Anda menggunakan cara yang satu ini, maka hal yang perlu dipastikan adalah berapa jumlah aset yang dimiliki perusahaan yang bisa digunakan untuk mencukupi dan menutupi kewajiban atau liabilitas tersebut. Kita bisa hitung dengan menggunakan persentase semua jumlah hutang dan pastikan bahwa total atau jumlahnya kurang dari 50%. Jika total semua hutang yang dimiliki bisa ditutup dengan menggunakan total aset usaha yang dimiliki suatu perusahaan. Maka kemungkinan besar perusahaan tersebut tetap bisa beroperasi.
2. Menggunakan Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Cara yang kedua yaitu dengan menggunakan rasio utang dengan ekuitas. Disini kita harus menghitung keseluruhan dari utang dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Pastikan bahwa hasil dari rasio utang dengan ekuitas tidak lebih dari 50%. Akan tetapi, jika kenyataannya lebih dari 50%, maka itu adalah saat perusahaan harus mengurangi jumlah kewajiban atau utang yang dimiliki. Jadi, liabilitas adalah bukan sesuatu yang buruk untuk sebuah perusahaan atau bisnis. Ada saatnya hal itu justru menjadi salah satu cara untuk mencapai kesuksesan.
Adapun hal yang perlu dipahami yaitu tetap kontrol jumlah liabilitas supaya tidak melebihi batas kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Sebab, tujuan utama dari penggunaan liabilitas adalah supaya dapat mengembangkan perusahaan atau bisnis, bukan membuatnya angkrut karena kebanyakan utang.
Oleh sebab itu, buatlah catatan yang rapi, rinci, dan terstruktur untuk semua liabilitas yang dimiliki. Dengan adanya catatan tersebut, kita bisa memantau dan memperhatikan posisi bisnis dan juga kondisi keuangan perusahaan. Selain itu, liabilitas juga dapat memberikan kita kesempatan untuk mengembangkan usaha secara maksimal. Akan tetapi, kita harus memastikan bahwa perusahaan bisa membayar kewajiban tersebut tepat waktu. Supaya ketika kita membutuhkan lagi liabilitas, maka akan lebih mudah untuk mendapatkannya.
Contoh Liabilitas
Supaya Anda memperoleh gambaran yang jelas tentang apa itu liabilitas. Berikut ini adalah contoh dari kasus liabilitas di dalam sebuah perusahaan:
Anggap saja, Andi adalah seorang karyawan di PT Maju Jaya. Di bulan Mei 2021, Ia menerima gaji sejumlah Rp. 7.000.000, kemudian tunjangan anak sejulah Rp. 800.000, dan tunjangan untuk transportasi sebesar Rp. 1.500.000. Tak hanya itu saja, untuk menjaga kesejahteraan Andi, PT Maju Jaya juga harus membayar asuransi kecelakaan sejumlah Rp. 250.000, asuransi kematian sebesar Rp. 100.000, dan juga tunjangan hari tua sebesar Rp. 300.000. Sehingga gaji kotor yang akan diterima oleh Andi yaitu sebesar Rp. 9.950.000.
Setelah itu, gaji Andi dipotong sejumlah Rp. 400.000 untuk digunakan sebagai dana pensiun, Rp. 200.000 untuk keperluan zakat, Rp. 2.500.000 untuk membayar angsuran rumah ke Bank, dan Rp. 425.000 PPh 21. Dengan begitu, gaji nett yang akan diperoleh Andi di Bulan Mei 2021 adalah Rp. 6.425.000.
Dari analisis di atas, kewajiban yang harus diberikan kepada Andi dan berlaku selama Andi masih bekerja di PT Maju Jaya yaitu sebesar Rp. 9.950.000.
Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa liabilitas adalah salah satu hal yang bisa dipakai atau digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengembangkan perusahaan mereka dengan maksimal. Pemilik perusahaan yang bersikeras tidak mengambil liabilitas bisa berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan mereka sendiri dan menjadi tidak maksimal.
Akan tetapi, perlu dipahami bahwa liabilitas berbeda dengan beban seperti yang sudah dijelaskan di atas. Dimana liabilitas biasanya digunakan untuk memperoleh aset guna memenuhi kebutuhan operasional. Sementara beban biasanya digunakan untuk suatu hal yang tidak memiliki nilai nyata tapi berpotensi meningkatkan pendapatan.
Dari penjelasan di atas, liabilitas mempunyai 3 jenis yang dikategorikan berdasarkan masa pembayarannya. Pertama yaitu Liabilitas Jangka Pendek yang jatuh temponya di bawah satu tahun. Kedua yaitu Liabilitas Jangka Panjang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Ketiga yaitu Liabilitas Kontinjensi, ini adalah hutang luar biasa yang dilakukan saat kondisi khusus saja.
Perhitungan liabilitas dengan menggunakan rasio hutang terhadap aset dan terhadap ekuitas bisa membuat perusahaan merasa kewalahan apabila dilakukan secara manual. Terlebih jika perusahaan tersebut mengambil banyak jenis liabilitas. Untuk meminimalisir kesalahan, maka perusahaan tersebut membutuhkan aplikasi khusus sebagai pendukung pencacatan secara online.
Sumber: Gramedia
Posting Komentar