Prinsip-Prinsip dan Praktik Akuntansi

arsipbiru_prinsip-prinsip-dan-praktik-akuntansi

 

Arsipbiru.com - Akuntansi itu bisa dikatakan sebagai “bahasa bisnis”, sebab akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang menyediakan laporan-laporan bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi sebuah entitas. Adanya perkembangan perusahaan yang pesat mengakibatkan semakin bertambah kompleksnya bahasa perusahaan. Akuntansi digunakan untuk mencatat dan menafsirkan data ekonomi agar dapat digunakan oleh pengelola, investor, calon investor, pemerintah dan lembaga lainnya untuk pengambilan suatu keputusan.

 

Pengertian Akuntansi

Dari banyaknya definisi serta pengertian akuntansi mewakili hal yang berbeda. Perbedaan tersebut terjadi karena para ahli, mendalami bidang ilmu yang berbeda. Berikut beberapa definisi akuntansi menurut beberapa ahli:

1. Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel

Bagi mereka Akuntansi merupakan sebuah bagian sistem informasi yang mengidentifikasi sebuah catatan dan mengkomunikasikan insiden ekonomi pada suatu organisasi terhadap pengguna yang berkepentingan”.

2. Sunyanto (1999)

Baginya akuntansi adalah suatu tahapan proses pengumpulan, pengidentifikasian, mencatat, penggolongan, peringkasan serta penyajian atau laporan dari banyaknya transaksi keuangan serta penafsiran hasilnya guna pengambilan keputusan.

3. Warren dkk (2005:10)

Secara umum, akuntansi adalah sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang memiliki sebuah aktivitas ekonomi serta kondisi perusahaan.

4. Suparwoto L (1990 : 2)

Baginya akuntansi sebagai sebuah teknik untuk mengukur serta mengelola transaksi keuangan dan memberikan hasil pengelolaan dalam bentuk informasi kepada pihak-pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pihak eksternal maksudnya adalah terdiri dari investor, kreditur pemerintah, serikat buruh dan lain-lain.

5. Soemarsono S.R (2004)

Definisi akuntansi atau accounting menurutnya adalah suatu proses mengidentifikasikan, mengukur dan juga melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian serta keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

6. S. Munawir (2005)

Baginya akuntansi adalah sebuah seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan terhadap sebuah peristiwa yang setidak-tidaknya sebagian sifatnya keuangan dengan cara yang secepat-cepatnya dan petunjuk atau dinyatakan dengan uang, dan juga penafsiran yang timbul dari padanya.

7. Paul Grady

Akuntansi adalah bagian tubuh dari ilmu pengetahuan serta fungsi organisasi secara sistematis, autentik dan original dalam mencatat, mengklasifikasi, memproses, menulis ikhtisar, menganalisa, dan juga menginterpretasi semua transaksi dan kejadian serta karakters keuangan yang terjadi dalam operasional entitas accounting dengan tujuan menyediakan informasi yang berarti dibutuhkan manajemen sebagai laporan dan pertanggungjawaban atas kepercayaan yang diterimanya.

8. Winarno (2006)

Akuntansi adalah sebuah proses pencatatan transaksi keuangan dan mengolah data transaksi dan menyajikan sebuah informasi terhadap pihak-pihak yang berhak dan berkepentingan.

9. Bastian dan Suharjono (2006)

Dalam bukunya, Committee on Terminology of The American Institute of Certified Public Accountants Bastian dan Suharjono (2006), pengertian akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan transaksi serta peristiwa yang bersifat keuangan dengan cara yang bermakna juga dalam satuan uang serta menginvestasikan hasilnya.

Secara luas akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan, pengukuran dan penyampaian informasi ekonomi agar dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan atau kebijaksanaan. Berdasarkan definisi tersebut, diharapkan para akuntan mempunyai wawasan yang luas mengenai lingkungan social ekonomi. Oleh sebab itu struktur dasar akuntansi dipengaruhi oleh berbagai factor seperti situasi politik, kebudayaan, jenis dan sifat barang atau jasa yang dijual dan pengaturan mengenai kepemilikan.

 

Sifat-Sifat Informasi Akuntansi

Informasi akuntansi terutama berisi data keuangan dari transaksi perusahaan yang diungkapkan dalan satuan uang.Transaksi itu sendiri merupakan peritiwa ekonomi uang mempegaruhi kondisi keuangan dari suatu entitas. Pencatatan data transaksi dapat dilakukan dengan pensil, pena atau dengan berbagai jenis mesin atau komputer.

Catatan transaksi saja kurang bermanfaat untuk dijadikan dasar suatu keputusan. Oleh karena itu, catatan data harus disortir dan diikhtisarkan kemudian disajikan dalam bentuk laporan akuntansi atau lebih dikenal dengan istilah laporan keuangan. Laporan keuangan ini kemudian oleh managemen dikomunikasikan kepada pihak eksternal melalui surat kabar, laporan tahunan perusahaan atau media laporan keuangan di surat kabar atai di internet.

 

Pemakai Laporan Akuntansi

Akuntansi menyediakan teknik untuk mengumpulkan data ekonomi dan menyampaikannya kepada berbagai pihak yang memerlukannya. Terdapat beberapa pemakai laporan akuntansi diantaranya sebagai berikut.

1. Investor

Penanam modal (investor) sangat membutuhkan informasi tentang posisi keuangan dan masa depan (prospek) perusahaan.

2. Kreditur dan Pemasok (Supplier)

Kreditur dan pemasok (supplier) akan menilai sehat tidaknya keuangan perusahaan dan menilai risiko terhadap kredit yang akan diberikan kepada perusahaan.

3. Lembaga Pemerintah

Lembaga pemerintah memerlukan informasi mengenai aktivitas keuangan perusahaan guna keperluan perpajakan dan perundang-undangan.

4. Karyawan dan organisasi karyawan

Karyawan dan organisasi karyawan juga berkepentingan teradap stabilitas dan profitabilitas dari perusahaan tempat mereka bekerja.

5. Akademisi

Para akademisi memerlukan data akuntansi untuk tujuan penelitian dan pendidikan.

6. Manajemen

Pihak yang paling tergantung dan paling tersangkut dengan hasil akhir akuntansi adalah manajemen (pengelola perusahaan), yaitu pihak yang bertanggung jawab di dalam mengarahkan jalannya perusahaan.

 

Jenis-Jenis Akuntansi

1. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)

Jenis akuntansi yang pertama adalah akuntansi pemeriksaan atau yang biasa disebut dengan audit dalam sebuah pemeriksaan akuntansi (auditing), dilakukanlah kegiatan pemeriksaan hasil pencatatan dan laporan dalam keuangan. Bidang tersebut berhubungan dengan audit yang secara bebas dilakukan di laporan yang telah dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

2. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Akuntansi biaya merupakan sebuah bidang akuntansi yang mencatat, menghitung dan menganalisa sebuah data biaya pada suatu perusahaan industri. Dengan adanya akuntansi biaya, didapatkan sebuah laporan harga untuk menyusun laporan keuangan. Bidang ini berfokus pada penetapan dan sebuah kontrol atas biaya. Akuntansi biaya akan mengacu pada penetapan biaya yang berdasarkan aktivitas (activity based costing, ABC). Fungsi dasarnya mengumpulkan serta menganalisa data biaya, biaya yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.

3. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Pada bidang ini tentu berkaitan dengan akuntansi suatu unit ekonomi secara menyeluruh. Akuntansi keuangan mengacu kepada pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan yang berhasil akan bersifat serba guna (general purpose). Kegiatannya terdiri dari pencatatan kegiatan finansial, bertujuan untuk dapat menyajikan laporan keuangan. Meliputi neraca, laporan laba rugi serta laporan perubahan modal atau laporan laba ditahan selama jangka waktu tertentu.

4. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Akuntansi manajemen adalah sebuah bidang akuntansi memiliki tujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam menjalani usahanya. Ada banyak hal dalam akuntansi biaya yang data-datanya yang digunakan oleh para akuntansi manajemen. Ketika kedua bidang akuntansi ini berbeda tujuannya, dalam sebuah pelaksanaannya tetap dapat dilakukan bersamaan.

Kegunaan dari akuntansi manajemen yaitu untuk mengatur kegiatan perusahaan, mengontrol arus kas serta menilai alternatif dalam pengambilan sebuah keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang dijalankan (activity based management, ABM), merupakan sebuah kebiasaan baru dalam akuntansi manajemen.

5. Akuntansi Perpajakan

Selanjutnya adalah akuntansi perpajakan, merupakan akuntansi yang kegiatannya berhubungan dengan arah penentuan objek pajak yang menjadi beban perusahaan serta perhitungannya mengacu kepentingan penyusunan laporan pajak.

Dalam kegiatan akuntansi perpajakan berfungsi untuk membantu manajemen untuk menentukan pilihan-pilihan transaksi yang akan terjadi, berhubungan dengan pertimbangan-pertimbangan perpajakan. Maka, akuntansi yang bekerja di bidang ini harus mengetahui jelas tentang undang-undang perpajakan yang berlaku.

6. Budgeting

Jenis akuntansi selanjutnya adalah bidang akuntansi yang menyusun anggaran baik pendapatan maupun biaya. Anggaran merupakan sebuah pedoman penuh bagi perusahaan, perorangan maupun pemerintah dalam melakukan kegiatan finansialnya di masa mendatang.

Bidang ini akan berhubungan dengan sebuah penyusunan rencana keuangan yang terkait kepada kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa yang akan datang dan juga analisis serta pengawasannya. Anggaran juga dapat dimaksudkan juga sebagai saran untuk memaparkan tujuan perusahaan, anggaran berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dan nilai uangnya di masa akan datang.

7. Sistem Akuntansi (Accounting System)

Jenis akuntansi selanjutnya adalah sistem akuntansi. Sistem akuntansi sendiri adalah bidang akuntansi yang menjalankan kegiatan dengan mengatur cara pencatatan akuntansi agar efektif dan efisien. Dimulai dari mengatur dokumen hingga menyusun prosedur pencatatannya.

8. Akuntansi Anggaran (Budgetary Accounting)

Akuntansi anggaran merupakan akuntansi yang memiliki kegiatan berkaitan dengan pengumpulan serta pengolahan data operasi keuangan yang telah terjadi, juga taksiran kemungkinan yang akan terjadi, tentunya untuk kepentingan penetapan rencana operasi keuangan perusahaan (anggaran) dalam suatu periode tertentu.

9. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)

Jenis akuntansi selanjutnya adalah akuntansi pemerintahan. Akuntansi pemerintahan terbilang juga sebagai bidang akuntansi keuangan yang diterapkan di lembaga pemerintahan. Akuntansi pemerintahan memiliki tujuan untuk menyajikan sebuah laporan keuangan, mengatur dan pengawasan keuangan negara.

Akuntansi dalam pemerintahan diharapkan perlu mengatur administrasi keuangan di negara dengan baik. Dalam bidang ini dikhususkan pada pencatatan serta pelaporan banyaknya transaksi di badan pemerintahan.

10. Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik mencakup wilayah yang lebih luas yakni wilayah publik, meliputi lembaga-lembaga publik (badan pemerintahan, organisasi politik dan sosial, serta organisasi nirlaba lain yang fokus pada pelayanan publik). Dalam pelaksanaannya, peran sektor publik ini dapat dilakukan oleh pihak swasta namun bidang-bidang tertentu yang menjadi fungsi pemerintahan tetap dipegang oleh pemerintah. Pertanggungjawaban yang diberikan oleh akuntansi sektor publik ini adalah kepada masyarakat (publik) dan parlemen (DPR/DPRD).

11. Akuntansi Sosial

Akuntansi sosial merupakan bidang terbaru dalam akuntansi yang tidak hanya menyangkut fasilitas perdagangan saja tetapi juga mempertimbangkan masalah lingkungan bagi masyarakat.. Salah satu tugas dari bidang ini misalnya mengukur pola kepadatan lalu lintas sebagai bagian dari studi penentuan pemakaian dana transportasi yang paling efisien.

12. Akuntansi Perbankan

Jenis akuntansi yang terakhir adalah akuntansi perbankan. Mengacu kepada pengertian akuntansi untuk proses pencatatan, penganalisaan, pengklasifikasian dan juga penafsiran data keuangan.

Secara umum kita dapat diketahui bahwa akuntansi perbankan merupakan sebuah metode akuntansi bank yang meliputi sebuah pencatatan, penganalisaan, pengklasifikasian, penafsiran data di keuangan bank yang dilakukan secara sistematis, untuk memenuhi kebutuhan para pihak yang memiliki berkepentingan baik internal dan juga eksternal.

 

Konsep Dasar Akuntansi

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) disusun oleh organisasi profesi akuntansi yang ada di negara yang bersangkutan. Di Indonesia, organisasi profesi ini dikenal dengan nama IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) yang setiap empat tahun sekali menyelenggarakan kongres untuk memilih ketua dan pengurus IAI. Standar Akuntansi Keuangan disusun berdasarkan anggapan dasar yang dikenal dengan istilah konsep dasar. Berikut beberapa konsep dasar yang digunakan dalam praktik akuntansi.

1. Konsep Kesatuan Usaha (Business Entity)

Konsep kesatuan usaha didasarkan pada anggapan bahwa penerapan akuntansi dilakukan pada unit individu ekonomi dalam masyarakat atau dikenal dengan istilah entitas. Entitas ini mencakup seluruh bentuk organisasi badan usaha, unit pemerintahan, lembaga-lembaga sosial, dan sebagainya. Entitas dianggap berdiri sendiri terlepas dari pemiliknya atau siapa pun juga. Dengan demikian suatu entitas dianggap dapat melakukan transaksi, dapat memiliki harta dan dapat melakukan tindakan hukum yang lain. Objek dari akuntansi keuangan adalah transaksi. Seluruh transaksi dari entitas ini dicatat, dianalisis dan diikhtisarkan untuk kemudian digunakan sebagai dasar penyusunan laporan berkala.

Transaksi adala setiap kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan adanya perubahan terhadap posisi keuangan dari suatu organisasi. Terdapat dua jenis transaksi, yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal. Transaksi eksternal adalah transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan pihak luar. Contoh dari transaksi eksternal antara lain pembayaran tagihan telepon, pembelian barang dagangan, penjualan jasa, dan lain-lain. Sedangkan transaksi internal adalah transaksi yang terjadi di dalam perusahaan itu sendiri. Contoh transaksi internal antara lain pengolahan bahan baku, penyusutan, pembentukan cadangan, dan lain-lain.

2. Prinsip Harga Pokok (Cost)

Barang dan jasa yang dibeli oleh suatu entitas dicatat pada harga saat melakukan transaksi tersebut terjadi. Entitas tidak akan mengubah catatan harga beli dari barang tersebut, biarpun mungkin harga barang atau jasa di pasar berubah. Misalnya, pada tanggal 1 Januari perusahaan membeli sebidang tanah dengan harga 100 juta rupiah. Tanah tersebut akan dicatat dengan harga 100 juta rupiah, biarpun setelah transaksi pembelian harga tanah berubah menjadi 120 juta rupiah. Cara pencatatan ini menggunakan prinsip harga historis (historical cost).

3. Dasar Akrual

Dasar ini digunakan untuk menentukan kapan suatu transaksi harus dicatat (diakui). Dalam akuntansi dikenal dua dasar pencatatan yaitu dasar tunai (cash basis) dan dasar akrual (accrual basis). Dasar tunai menyatakan bahwa transaksi dicatat saat terjadi penerimaan atau pengeluaran kas. Sedangkan dasar akrual mencatat transaksi pada saat terjadinya, tidak mengindahkan penerimaan atau pengeluaran kasnya.

4. Kelangsungan Usaha

Kelangsungan usaha dari suatu entitas dijamin akan berlangsung terus, sehingga dapat melakukan transaksi di masa yang akan datang. Namun, bilamana ada maksud atau keinginan perusahaan untuk membubarkan (melikuidasi) atau mengurangi secara material usahanya, maka laporan keuangannya harus disusun dengan cara yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

 

Persamaan Dasar Akuntansi

Persamaan dasar akuntansi adalah sebuah hubungan antara hutang, harta, dan modal dari perusahaan karena setiap transaksi bisnis memengaruhi minimal dua akun perusahaan. Ini dapat membantu dalam hal pengukuran, penjabaran, serta pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu investor, manajer, otoritas pajak atau pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam organisasi, perusahaan, dan lembaga pemerintah.

Persamaan dasar akuntansi adalah sebuah perhitungan yang bertujuan untuk memproyeksikan hutang, kekayaan, serta modal yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Adapun prinsip yang selalu dipegang dalam akuntansi adalah adanya keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran. Persamaan dasar akuntansi menyamakan aset perusahaan dengan kewajiban dan ekuitasnya.

Kemudian, kedua hal tersebut perlu dianalisis lebih mendetail dengan persamaan dasar akuntansi di mana digunakan juga untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan. Oleh karena itu, harta atau aset yang dimiliki oleh perusahaan harus seimbang dengan liabilitas atau kewajiban. Ini menunjukkan semua aset perusahaan diperoleh baik pendanaan dari utang atau ekuitas. Misalnya ketika sebuah perusahaan baru dibangun, aset pertama yang dibeli berasal dari dana yang diterima dari investor atau dari pinjaman (utang).

Dengan demikian semua aset perusahaan yang berasal dari kreditor atau investor disebut kewajiban dan ekuitas. Jika digambarkan dengan rumus persamaan dasar akuntansi, formulasinya adalah sebagai berikut.

Aset = Kewajiban + Ekuitas

atau bisa juga berupa:

Harta (Aktiva) = Hutang + Modal (Pasiva)

Seperti yang Anda lihat, sisi aset setara dengan jumlah kewajiban dan ekuitas pemilik. Ini wajar Jika kerangka berpikirnya adalah kewajiban dan ekuitas pada dasarnya hanya sumber pendanaan bagi perusahaan untuk membeli aset. Persamaan ini biasanya ditulis dengan posisi kewajiban yang ditempatkan lebih dahulu sebelum ekuitas pemilik. Sebab utang terhadap kreditur wajib dilunasi terlebih dahulu sebelum investor saat perusahaan mengalami kebangkrutan. Dengan istilah lain, kewajiban dianggap lebih lancar atau likuid daripada ekuitas. Hal ini terbukti konsisten dengan model pelaporan keuangan di mana aset lancar (Current Assets) dan kewajiban lancar (Current Liabilities) selalu dilaporkan sebelum aset tetap (Fixed Assets/PPE) dan liabilitas jangka panjang (Long-Term Debt). Persamaan ini berlaku untuk seluruh aktivitas dan transaksi bisnis. Aset akan selalu setara dengan kewajiban dan ekuitas pemilik. Jika aset semakin tinggi, baik kewajiban atau ekuitas pemilik harus semakin tinggi untuk menyeimbangkan persamaan. Begitu pula kebalikannya, jika aset menurun maka kewajiban dan ekuitas pemilik juga ikut menurun.

Mau donasi lewat mana?

Trakteer Saweria
N/A
Traktir creator minum kopi dengan cara memberikan sedikit donasi.
Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
More Details